INDEK.ID, Yogyakarta – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah tempat yang banyak ditemukan para perantauan. Tujuannya bermacam-macam, ada yang kerja, membuka usaha dan paling banyak adalah untuk menimba ilmu di kota istimewa tersebut.
Bahkan ada juga yang sudah menetap dan diakui oleh negara sebagai penduduk Yogyakarta. Fenomena tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi para pelaku usaha yang ingin menjajaki dengan membuka bisnis.
Seperti para pengusaha toko kelontong khas Madura yang juga tertarik untuk membuka lapak di Jogjakarta. Sebelumnya, para pengusaha toko kelontong khas Madura lebih tertarik membuka di Ibu Kota , Jakarta tetapi beberapa tahun yang silam Jogja sudah mulai kedatangan para pengusaha toko kelontong Madura. Tahun 2023, toko kelontong Madura sudah lebih dari seribuan
“sekarang toko kelontong Madura sudah lebih dari seribu yang tersebar di seluruh DIY” kata Mustofa salah satu sesepuh Madura yang sudah menjadi warga Sleman Jogjakarta (23/05/2023).
Dengan banyaknya toko kelontong Madura yang berada di DIY membuat sebagain pelaku usaha sudah menghilangkan sedikit sedikit ketertarikannya untuk membuka toko kelontong di Jogja
“seperti sudah sangat sulit untuk mencari lokasi toko kelontong baru di Jogja, sudah padat sepertinya” ungkap Hanafi yang sudah memiliki satu toko kelontong di Jogja
Selain itu, ketidak tertarikan lagi para pengusaha toko kelontong Madura untuk membuka usaha baru di jogja diperparah faktor biaya kontrak yang terbilang mahal per tahunnya.
Baca juga: Sri Mulyani Optimis, Perekomian Indonesia Akan Semakin Baik, Ini Faktor
“tempat yang strategis sepertinya sudah habis, apalagi kami (pengusaha toko kelontong; red) punya aturan yang tidak tertulis soal jarak antara toko dengan toko lainnya. Dan diperparah biaya kontrak toko yang cukup mahal. Penyebab ini yang harus difikirkan secara matang agar mengalami kerugian besar.” tambahnya
“kontrak toko yang saya ketahui diatas 20 juta rupiah bahkan ada yang sampai 75 juta per-tahun” tambahnya
Kontak toko yang besar mengharuskan toko harus mendaptkan omset minimal 4 juta rupiah setiap hari, jika tidak sampai segitu apalagi hanya mendapatkan omset 2 juta/hari, maka saya pastikan tagun tidak bisa diperpanjang karena modalnya sudah habis.