INDEK.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Indonesia menangani berbagai tantangan dengan sangat baik di tahun 2022, yang ditunjukkan dengan pemulihan ekonomi yang kuat, pandemi Covid-19 terkendali dan aktivitas masyarakat mulai pulih. Pencapaian ini memungkinkan Indonesia memasuki tahun 2023 dengan optimisme.
Namun prestasi ini tidak serta merta membuat Indonesia berpuas diri. Menkeu menyampaikan bahwa pada tahun 2023, Indonesia juga akan bersiap dan berorganisasi untuk melindungi Indonesia dari tantangan baru.
“Tahun 2023 ditandai dengan situasi ekonomi dunia yang lemah. Ini karena beberapa faktor,” kata Menkeu saat perayaan tahun 2023 di Malang, Rabu (18/1).
Baca Juga: Upakarti Award 2022, Kolaborasi dan Sinergi Menjadi Kunci Penguatan IKM
Menkeu menjelaskan bahwa terjadi inflasi yang tinggi karena komoditas, kenaikan suku bunga dan Menkeu.
Pertama, Inflasi Menkeu mengatakan inflasi harus dijinakkan karena dapat mempengaruhi banyak hal. Hal itu menjadi fokus perhatian Presiden Joko Widodo agar semua lembaga pemerintah, tidak hanya Bank Indonesia, bekerja sama mengendalikan inflasi.
Karena inflasi yang meningkat tidak hanya dari sisi permintaan yang berasal dari suplai uang, tetapi juga dari sisi suplai, logistik, dan distribusi.
“Tentu saya berharap Kementerian Keuangan dengan instrumen pajaknya, kita punya anggaran untuk ketahanan pangan. Termasuk juga pertanian. Kita ada transfer ke daerah. Pemerintah daerah dan pusat bersama-sama akan bertahan dari inflasi, terutama dari sisi suplai dan distribusi,” harap Menkeu.
Kedua, fokus pada pengurangan atau penghapusan kemiskinan ekstrim. Menkeu mengatakan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi seperti Indonesia biasanya disertai dengan ketimpangan. Oleh karena itu, pemerintah memperhatikan penggunaan instrumen kebijakan keuangan APBN.
Baca Juga: Kemenperin Pupuk Talenta di Bagian Pemasaran untuk Tingkatkan Efisiensi Industri
“Anggaran bantuan sosial kita tahun ini Rp 479 miliar. Subsidi energi kita melebihi Rp 330 triliun. Apakah itu mempersempit kesenjangan? Apakah dia bersungguh-sungguh? Apakah ini efektif? Bagaimana kita dapat memanfaatkan sumber daya pajak dengan lebih baik? Ini bagian dimana kita di Kemenkeu, meski sudah diinstruksikan oleh Presiden kepada seluruh pimpinan daerah, harus memperhatikan dan memastikan tugas kita di Kemenkeu sinkron dengan tujuan nasional,” ujarnya.
Ketiga adalah jongkok. Anak kurang gizi di bawah usia 5 tahun kemudian menyebabkan stunting yang tidak optimal. Angka pertumbuhan turun dari 33% menjadi 24%, namun tetap dianjurkan untuk diturunkan.