KPUM UIN SUKA Diduga Tidak Transparan Terhadap Hasil Perolehan Suara PEMILWA 2022

INDEK.ID, Yogyakarta – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (KPUM UIN SUKA) dinilai tidak transparan dan kredibel.

Lembaga yang membidangi pemilihan umum di tingkat kampus itu dinilai mempunyai keberpihakan kepada pasangan calon (paslon) dan partai tertentu.

Karena itu, mahasiswa sekaligus pecinta demokrasi berinisial ”A” menilai bahwa KPUM UIN SUKA tidak kredibel dan patut dipertanyakan independesinya.

Apalagi, menurutnya, diketahui ternyata Ketua KPUM UIN SUKA juga berafiliasi atau merupakan bagian dari Partai Rakyat Merdeka (PRM), salah satu partai peserta Pemilwa 2022.

Ketua KPUM UIN Sunan Kalijaga, Alya Adianta, merupakan mantan ketua DPW PRM Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) mengungkapkan.

“Seharusnya, ketua KPUM dipilih berdasarkan latar belakang yang tidak menyangkut suatu partai sehingga kerja-kerja yang dilakukan bersifat adil. Dari hal itu, jelas ketara relasi kuasanya,” ungkap mahasiswa berinisial A itu kepada indek.id, Jumat (23/12/2022).

Menurut mahasiswa berinisial A itu seharusnya KPUM dijauhkan dari unsur partai peserta Pemilwa. Sebab, partai peserta Pemilawa adalah pihak yang berkepentingan dengan Pemilwa.

Baca Juga: Menang Gugatan! Mahasiswa UIN Suka Lakukan Sujud Syukur di Depan Convention Hall

Apalagi, menurutnya, calon ketua DEMA yang sekarang berkompetisi di Pemilwa adalah kader PRM, jelas itu sangat mencurigakan dan patut kita pertanyakan.

“Calon ketua DEMA UIN Sunan Kalijaga diusung dari DPW Partai Rakyat Merdeka (PRM) Fakultas Saintek. Ini menjadi pertanyaan serius kepada Ketua KPUM UIN SUKA,” katanya.

Menurutnya, jika mau adil dan jujur, seharusnya Ketua KPUM dan beserta anggotanya diberikan kepada mahasiswa non-partai, bukan diberikan kepada orang-orang partai.

Karena itu, pihaknya menilai bahwa KPUM itu sangat politis sebab telah dibajak oleh satu golongan partai.

”KPUM-nya politis. Dibajak satu golongan partai,” pungkasnya.