Bendungan Bagong Menjadi Bendungan Universal Ke-8 di Jawa Timur Dengan Perkembangan 15,7 Persen

Bendungan Bagong Menjadi Bendungan Universal Ke-8 di Jawa Timur Dengan Perkembangan 15,7 Persen

INDEK.ID – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan 7 dari 8 bendungan yang direncanakan dibangun antara tahun 2015 hingga 2024 di Provinsi Jawa Timur.

Satu bendungan yang masih dalam tahap pembangunan yakni Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek dengan kapasitas  17,40 juta m3.

Bendungan Bagong terletak di desa Sumurup dan Sengon yang berjarak sekitar 10 km dari pusat  Kabupaten Trenggalek. Sumber air bendungan berasal dari Sungai Bagong yang memiliki daerah tangkapan air (DAS) seluas 39,95 km2.

“Pembangunan bendungan ini akan mengikuti pembangunan jaringan irigasi. Jadi bendungan yang dibangun dengan biaya tinggi bisa menguntungkan karena air terjamin untuk sawah petani,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Baca Juga: Tinjau Penanganan Banjir Semarang, Menteri Basuki Merekomendasikan Peningkatan Kapasitas Pompa dan Pintu Air

Bendungan Bagong dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan daerah irigasi (DI) di Trenggalek dengan luas 1021 hektar.

Informasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek Pada tahun 2015, Kabupaten Trenggalek memiliki luas  126.140 hektar, 12.160 hektar sawah, 39.514 hektar lahan kering  dan perkebunan seluas 2.536 hektar dengan komoditas unggulan seperti padi dan Irigasi, Sumber Air.

Bendungan Bagong juga  dapat memenuhi kebutuhan air baku wilayah Pogalan, Trenggalek dan Bendungan dengan laju 153 liter per detik Bendungan Bagong, dengan banjir seluas 73,45 hektar, juga mengurangi luapan banjir Kali Bagong sebesar 78,4 persen serta menjaga kawasan perairan dan potensi wisata Bagong.

Baca Juga: Realisasi Infrastruktur PUPR Tahun 2022 Sebesar 93,6% dan Penggunaan Produksi dalam Negeri Sebesar 93,4%

Kontrak pembangunan Bendungan Bagong  dimulai pada 27 Desember 2018 dengan dua paket pekerjaan senilai kurang lebih Rp 1,6 triliun.

Paket I dilaksanakan oleh kontraktor PT. Abipraya-PT SACNA (KSO) meliputi persiapan, pembangunan approach bendungan, pembangunan bendungan induk dan pekerjaan lainnya dengan progres fisik 7,10%.

Selain itu kontraktor PT PP – PT Jatiwangi (KSO) melaksanakan paket II yang meliputi persiapan, akses jalan OP, bangunan bypass, bangunan pelimpah, bangunan konsumen, hidromekanik dan bangunan pabrik dengan progres 35,06%.

Bendungan Bagong dirancang sebagai zona inti vertikal dengan ketinggian puncak 82 meter dan panjang 620 meter. Secara keseluruhan, pengoperasian fisik Bendungan Bagong pada minggu pertama Desember 2022 sebesar 15,79%.

Selesainya Bendungan Bagong menambah daftar tampungan air di Jawa Timur. Sebelumnya, Bendungan Tukuli di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di  Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Nipah di Pemkab Sampang, Bendungan Bajulmat di Pemkab Banyuwangi dan Bendungan Semantok di Pemkab Nganjuk sudah selesai.

Tujuan pembangunan bendungan adalah untuk memenuhi tugas ketahanan pangan dan ketahanan air program strategis nasional pemerintah yang dilaksanakan oleh  PUPR.

Kedelapan bendungan di Jawa Timur tersebut merupakan bendungan serbaguna yang berfungsi sebagai penahan banjir, sumber air baku, sumber air  irigasi, pembangkit listrik dan juga pariwisata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *